3 Hal Yang Bisa Buat Dominasi Juventus Runtuh Pada Serie A 2017/18
3 Hal Yang Bisa Buat Dominasi Juventus Runtuh Pada Serie A 2017/18
Agen Bola Terpercaya – Juventus begitu perkasa dengan torehan enam Scudetto secara beruntun. Namun itu sepertinya bakal terhenti pada perhelatan Serie A 2017/18. Berikut tiga hal yang bisa membuat dominasi Juventus bakal runtuh.
Siapa yang menyangka Juventus bakal sebegitu dominan di kancah Sepakbola Italia dalam kurun waktu enam musim terakhir. Terlebih lagi setelah pergantian pelatih dari Antonio Conte kemudian dilanjutkan Massimiliano Allegri pada 2014.
Baik Conte maupun Allegri, sama-sama mempersembahkan tiga Scudetto. Prestasi Allegri bahkan lebih membanggakan, yakni dua kali mengantar Si Nyonya Tua sebagai runner-up Liga Champions (2014/15 dan 2016/17).
Namun demikian, kecemerlangan Juve diprediksi tidak akan berlanjut di musim depan, terutama di kancah sepakbola Italia.
Pencapaian Liga Champions pengaruhi mental
Setelah kekalahan kontra Real Madrid di partai puncak kompetisi elite musim lalu, banyak kalangan menilai Juve bakal mengalami transisi mental. Betapa tidak, itu merupakan final kedua mereka dalam kurun waktu tiga tahun terakhir namun lagi-lagi gagal menjadi juara.
Publik tadinya memiliki ekspektasi yang begitu besar dengan menjagokan Juve sebagai favorit juara. Menilik catatan statistik yang dianggap cukup istimewa, yakni hanya kebobolan tiga gol hingga semifinal, Juve seharusnya bisa berbuat banyak.
Akan tetapi, tembok besar Bianconeri seakan menjadi rapuh saat menghadapi Real Madrid. Raksasa Ibu Kota Spanyol begitu leluasa mengobrak-ngabrik pertahanan Juve yang dikomandoi Gianluigi Buffon, hingga akhirnya memastikan kemenangan 4-1.
Tentu saja ini bisa berdampak pada performa Juve pada musim depan, terutama dalam urusan prioritas. Bicara juara Serie A, Juve seharusnya cukup puas dengan torehan enam Scudetto beruntun. Maka fokus utama mereka boleh jadi bakal ke pentas Eropa, demi menuntaskan rasa penasaran. Kondisi itu bisa saja membuat pasukan Max Allegri sedikit merelakan kompetisi domestik.
Generasi tua mulai termakan usia
Sumber kekuatan Juventus musim lalu adalah lini pertahanan. Namun 2016/17 sepertinya menjadi puncak performa solid Si Nyonya Tua, lantaran sebagian besar penghuninya sudah memasuki usia senja untuk ukuran pesepakbola profesional.
Kapten tim Gianluigi Buffon akan genap berusia 40 pada 28 Januari tahun depan. Kiper berjuluk Super Gigi ini memang belum menyatakan waktu pensiun, namun dengan kontrak yang akan habis pada Juni 2018, maka bisa dipastikan ini akan jadi tahun terakhirnya bersama Juventus.
Berdasarkan data statistik Transfermarkt, Buffon sesungguhnya sudah mengalami penurunan performa. Pada 2015/16, pemain kelahiran Carrara ini berhasil mencatat 21 clean sheet dan hanya kebobolan 17 gol dalam 35 pertandingan Serie A. Namun pada musim lalu, Buffon hanya mampu menorehkan 13 clean sheet dan kebobolan 24 gol dalam 30 penampilan.
Selain Buffon, hampir seluruh pemain di area pertahanan sudah berusia di atas 30 dan hanya ada dua yang masih bisa disebut pemain muda, yakni Daniele Rugani (22 tahun) dan Alex Sandro (26). Sisanya, layak disebut pak tua, karena kondisi fisik mereka mulai tak terjamin dan rentan cedera.
Giorgio Chiellini (32 tahun), Medhi Benatia (30 tahun), Andrea Barzagli (36 tahun), Leonardo Bonucci (30 tahun), Dani Alves (34 tahun), Stephan Lichsteiner (33 tahun) dan Paolo De Ceglie (30 tahun).
Para pesaing mulai bergairah
Juventus hanya mendapat persaingan dari Napoli dan AS Roma pada musim lalu. Keberadaan mereka pun tidak benar-benar mengganggu ambisi Juve untuk menjadi yang teratas. Namun kondisi ini bisa berubah pada musim lalu. Sejumlah tim mulai mengusik dan bertekad melemahkan keperkasaan Si Kuda Jingkrak.
Dua tim satu kota AC Milan dan Inter Milan bisa dibilang sebagai tim paling ambisius, terlebih lagi setelah keduanya berganti kepemilikan dan sama-sama disokong finansial tak terbatas dari Tiongkok.
AC Milan mulai bergerak cepat. Setidaknya hingga 15 Juni 2017, Il Diavolo sudah mendatangkan empat pemain baru. Mereka adalah Mateo Musacchio dari Villarreal, Ricardo Rodriguez dari Wolfsburg, Andre Silva dari Porto dan Franck Kessi pinjaman dari Atalanta.
Sementara itu Inter Milan baru mendatangkan pelatih anyar, yakni Luciano Spalletti. Kehadiran Spalletti jelas menyiratkan ambisi klub berjuluk Nerazzurri tersebut. Seperti diketahui, pelatih berkepala plontos itu sukses meracik Roma untuk bersaing dengan Juventus dan Napoli dalam satu setengah musim terakhir.
Sedangkan Napoli dan AS Roma diprediksi tetap menjadi tim yang berada di papan atas klasemen. Apalagi Roma akan dilatih oleh pelatih muda berbakat yang sebelumnya membesut Sassuolo, Eusebio Di Francesco. Patut dicatat, juru taktik 47 tahun ini merupakan mantan bintang Roma antara 1997 hingga 2001 dengan koleksi 14 gol dalam 168 penampilan.
Comments
Post a Comment